Jumat, 05 Juli 2013

Resume Jurnal

DETEKSI SONORITY PEAK UNTUK PENDERITA SPEECH DELAY MENGGUNAKAN SPEECH FILING SYSTEM

LATAR BELAKANG :

Analisis berbantuan perangkat lunak Speech Filing System (SFS) digunakan untuk mempermudah mendeteksi ciri perkembangan akusitik fonologi seperti silabel, morfem atau domain bunyi segmental dan bunyi suprasegmental. Jenis konsonan yang dianalisis adalah /p, m, h, n, w, b, k, g, d, t, ng, y, r, l, s, c, j/ yang menunjukkan posisi awal –tengah-akhir.

METODOLOGI PENELITIAN :

Penelitian ini mengambil data dari audio dan visual secara personal dalam 2 tahap. Pertama, tahap fitur visual, yaitu prosodi dan spektral, dan visual fitur (yaitu menganalisis produksi suara melalui mimik objek). Jenis konsonan yang dianalisis adalah /p, m, h, n, w, b, k, g, d, t, ng, y, r, l, s, c, j/ yang menunjukkan posisi awal –tengah-akhir.

HASIL DAN PEMBAHASAN :

Hasil penelitian diperoleh melalui (1) proses perekaman data, (2) proses editing, dan (3)segmentasi kata. Selanjutnya dilakukan proses sinkronisasi karena setiap kata yang dilafalkan mempunyai interval waktu yang berbeda. Analisis data dilakukan dengan melakukan proses editing dan dilanjutkan dengan pengamatan waktu serta frekuensi.



Gambar 1. Perolehan Hasil Spektografi Artikulasi Kata Nomina 1
Hasil penelitian menunjukkan puncak silabel adalah bunyi vokal. Contoh kata [ayam], yang terdiri dari bunyi [a], [y], [a], dan [m]. Bunyi [y] dan bunyi [m] adalah bunyi konsonan, sedangkan bunyi [a] adalah bunyi vokal . Bunyi [a] pada kata itu menjadi puncak silabis dan puncak kenyaringan, karena pada proses produksi menunjukkan ruang resonansi yang lebih besar. Gambar 1 menunjukkan bahwa pengucapan kata /ayam/ terjadi dengan durasi 0,704 detik, dimana fonem /a/ terjadi pada durasi 0,082 detik sampai dengan 0,179 detik dengan pola pitch meningkat dari 226 Hz sampai dengan 243 Hz.

Gambar 2. Perolehan Hasil Spektografi Artikulasi Kata Nomina 2
Gambar 2 menunjukkan bahwa pengucapan kata /bola/ terjadi terjadi dengan durasi 0,701 detik, untuk pengucapan fonem /b/ dan /o/ pola pitch meningkat dari dari 238 Hz sampai 255 Hz untuk durasi 0,145detik.

Gambar 3. Perolehan Hasil Spektografi Artikulasi Kata Verba
Gambar 3 pada pengucapan kata /buka/ terjadi pada durasi 0,595 detik dan terjadi unvoiced pada durasi antara 0,330 detik sampai 0,525 detik pada saat peralihan pengucapan fonem konsonan /k/ ke fonen /u/.
Pola bentuk artikulasi kata ’ayam’ , bola dan buka menunjukkan tidak ada perubahan frekuensi dasar dibandingkan dengan interval akhir, dimana frekuensinya datar.

SIMPULAN :

Penelitian sonority peak atau puncak silabel dan artikulasi berorientasi pada pengukuran sinyal ujaran. Anak delayed speech sering menemui kendala dalam memproduksi ujaran lisan (artikulasi, pitch, dan intonasi). Ditemukan indikasi adanya infleksi dan intonasi monoton pada subjek penelitian. Terdapat distorsi pada pitch, intonasi, dan pola stress. Pola intonasi yang dibatasi oleh batas nada tinggi atau rendah menunjukkan nada yang relatif datar dan lemah. Pitch yang dihasilkan lemah, kontrol volume kurang dan kualitas vokal yang relatif lemah.
SUMBER :

Berbahasa Sesuai Dengan Ranah Pemakaiannya

Ricky Alfiansyah (19110753)

Satu bahasa bisa mempunyai beberapa ragam bahasa dengan ranah pemakaiannya masing-masing. Sebagai contoh sederhana adalah bahasa Indonesia. Bahasa Indonesia mempunyai banyak ragam (varian) yang dipakai sesuai konteksnya. Misalnya untuk acara kenegaraan atau keperluan akademis kita menggunakan bahasa Indonesia baku. Sementara untuk keperluan sehari-hari, bahasa Indonesia yang kita pakai bersifat tidak baku (informal) dan sering kali dipengaruhi oleh bahasa daerah masing-masing. Kedua ragam tersebut dipakai bersamaan, beriringan dalam kehidupan dan mempunyai fungsi masing-masing.

Jika ragam informal dari bahasa Indonesia pada akhirnya berkembang. Hal ini merupakan hasil kreasi penutur bahasa yang hakikatnya memang penuh inovasi. Maka lahirlah bahasa gaul, bahasa alay, yang kesemuanya adalah ragam informalnya bahasa Indonesia. Karena dalam ranah bahasa baku untuk akademis dan kenegaraan penuturnya tidak bisa berkreasi karena dibatasi aturan-aturan dan kebakuan, maka sangat wajar jika dalam ranah informal, penutur bahasa berkreasi, dan tidak terkecuali dalam bahasa Indonesia.

Penutur bahasa itu pada dasarnya memang senang berkreasi dengan tuturannya. Dalam ranah informal kebebasan untuk berkreasi dapat terpenuhi oleh penutur bahasa. Dan kita juga harus kembali pada hakikat manusia berbahasa, salah satunya untuk menyampaikan pesan. Aturan yang membatasi ragam informal adalah upaya untuk menyampaikan pesan yang dimaksud penutur kepada lawan tuturnya. Selama keduanya dapat saling memahami tuturan masing-masing dan komunikasi berjalan baik, maka ragam informal tersebut “layak” untuk digunakan.

Dalam prakteknya, berbahasa dalam sehari-hari sangat mengandalkan konteks dan dengan demikian memungkinkan terjadinya variasi dalam penyampaiannya. Seseorang dapat melakukan elipsis atau pelesapan terhadap suatu poin dalam tuturannya jika penutur dan lawan tutur sudah paham konteks. Selain itu variasi lainnya dalam berbahasa sehari-hari sangat dimungkinkan untuk terjadi, selama kedua pihak yang terlibat dalam kegiatan berbahasa dapat saling memahami satu sama lain. Pelesapan seperti di atas mungkin terjadi dan memang percakapan seperti di atas yang banyak kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari.

Bahasa Inggris pun demikian adanya. Meskipun bahasa Inggris merupakan bahasa yang lebih mapan, bahasa Inggris juga mempunyai ragam informalnya, bahkan ragam informalnya lebih dari satu dan sangat dipengaruhi unsur kedaerahan. Misalnya, Anda pergi ke Amerika bagian utara dan selatan, pasti bahasa sehari-harinya masih bahasa Inggris tetapi terdengar cukup berbeda. Hanya saja, kita tahunya bentuk bakunya yang standar yang kita pelajari di sekolah. Karena kita belajarnya di sekolah, kita belajar bahasa yang baku. Kalau kita terjun langsung ke lapangan menjadi pendatang di Amerika kita akan belajar juga ragam-ragam bahasa Inggris yang sehari-hari dipakai di sana.

Dalam linguistik, situasi kebahasaan yang memungkinkan suatu masyarakat dalam suatu wilayah yang menggunakan beberapa ragam bahasa dalam kehidupannya dinamakan diglosia dan sangat lazim terjadi. Apalagi di Indonesia, bahasa Indonesia bukan bahasa ibu, maka dalam keseharian, penutur bahasa Indonesia menggunakan setidaknya dua ragam bahasa Indonesia (formal dan informal) dan bahasa daerahnya sebagai bahasa ibu.


Jadi dalam berbahasa, kita dapat menggunakan bahasa formal (baku) dan informal (tidak baku), karena satu bahasa mempunyai ragam bahasa yang mempunyai fungsi dan ranah pemakaiannya masing - masing. Untuk keperluan sehari-hari bahasa Indonesia yang kita pakai bersifat tidak baku (informal). Bahasa gaul, bahasa alay, yang kesemuanya merupakan ragam informalnya bahasa Indonesia hasil kreasi penutur bahasa. Sementara untuk urusan formal, acara kenegaraan atau keperluan akademis, kita kembali menggunakan bahasa Indonesia baku,kita tetap menggunakan bahasa baku sesuai KBBI, TBBBI, dan EYD.

Tugas Softskill Minggu Ke-3

Kelompok:

Muhammad Ashary (14110644)
Ricky Alfiansyah (19110753)

      1.      Mengapa fungsi komunikasi bahasa disebut fungsi dasar? Mengapa pula disebut fungsi utama?

Fungsi dasar komunikasi bahasa
Sebagai alat komunikasi, bahasa merupakan saluran perumusan maksud kita, melahirkan perasaan kita dan memungkinkan kita menciptakan kerja sama dengan sesama warga. Ia mengatur berbagai macam aktivitas kemasyarakatan, merencanakan dan mengarahkan masa depan kita (Gorys Keraf, 1997 : 4). 

Fungsi utama komunikasi bahasa
Fungsi utama bahasa adalah sebagai alat komunikasi, atau sarana untuk menyampaikan informasi (fungsi informatif). Tetapi, bahasa pada dasarnya lebih dari sekedar alat untuk menyampaikan informasi, atau mengutarakan pikiran, perasaan, atau gagasan, karena bahasa juga berfungsi untuk tujuan praktis dan artistik, Sebagai kunci mempelajari pengetahuan-pengetahuan lain, di luar pengetahuan kebahasaan, serta untuk mempelajari naskah-naskah tua guna menyelidiki latar belakang Sejarah manusia selama kebudayaan dan adat istiadat, serta perkembangan bahasa itu sendiri (tujuan filologis).

      2.      Sebutkan tiga contoh alat komunikasi yang bukan bahasa dan jelaskan fungsinya!

Contoh alat komunikasi yang bukan bahasa yaitu beruapa: gerak badaniyah, alat bunyi-bunyian, kentongan, lukisan, gambar dan sebagainya.
Contohnya:
a.       Bunyi tong-tong merupakan tanda bahaya.
b.      Adanya asap menunjukan bahaya kebakaran.
c.       Alarm sabagai tanda untuk berkumpul.
d.      Bedug sebagai tanda untuk segera melaksanakan solat.
e.       Telepon genggam sebai untuk menelepon seseorang pada jarak jauh.
f.       Symbol tanda “Stop” untuk pengguna jalan.
g.      Symbol laki-laki dan perempuan bagi pengguna toilet.

3.      Bahasa Indonesia mempunyai empat definisi, yaitu definisi nominal, formal, operasional, dan luas. Jelaskan ke empat jenis definisi tersebut dan tuangkan jawabanya kedalam sebuah teks dengan topic teknologi informasi atau yang terkait dengan studi kalian. Tulisan dibuat secara singkat dan jelas!


Jawab:
a.       Definisi nominal: definisi nominal berupa pengertian singkat definisi pada jenis definisi ini ada tiga macam:
-          Sinonim atau padanan, contohnya: manusia ialah orang, analisis ialah pengamatan.
-          Terjemahan dari bahasa lain, contohnya: kinerja ialah performance, pengembang ialah developer.
-          Asal usul sebuah kata, contohnya: psikologi berasal dari kata psyche berarti jiwa, dan logos berarti ilmu, psikologi adalah ilmu jiwa.
b.      Definisi formal: definisi formal disebut juga definisi terminologis, yaitu definisi yang disusun berdasarkan logika formal yang terdiri dari tiga unsur. Struktur definisi ini berupa kelas, genus, dan pembeda (differensiasi). Ketiga unsure tersebut harus tampak dalam defiens. Struktur formal diawali dengan klarifikasi, diikuti dengan menentukan kata yang yang akan dijadikan definiendum, dilanjutkan dengan menyebutkan genus, dan diakhiri dengan menyebutkan kata-kata atau deskripsi pembeda. Pembeda harus lengkap dan menyeluruh sehingga benar-benar menunjukan pengertian yang sangat khas dan membedakan pengertian dari kelas lain, contohnya:n
-          Manusia adalah makhluk yang berakal budi .
-          Hewan adalah makhluk yang hidup berdasarkan naruli dan insting.
-          Mahasiswa adalah pelajardi Perguruan Tinggi.
c.       Definisi operasional: definisi operasional adalah batasan pengertian yang dijadikan pedoman untuk melakukan suatu kegiatanatau pekerjaan, misalnya penelitian. Oleh karena itu, definisi ini disebut juga definisi kerja karena dijadikan pedoman untuk melaksanakan suatu penelitian atau pekerjaan tertentu. Definisi ini disebut juga define subjektif karena disusun berdasarkan keinginan orang yang melakukan pekerjaan. Contoh:
Penelitian ini merupakan upaya untuk mengetahui pengaruh indeks prestasi kumulatif terhadap kecerdasan Mahasiswa Jurusan Sistem Informasi angkatan 2010. Prestasi mahasiswa adalah indeks prestasi kumulatif yang diperoleh sejak kuliah sampai akhir perkuliahan.
d.      Definisi luas: definisi luas adalah batasan pengertian yang sekurang-kurangnya terdiri atas satu paragraph. Definisi ini hanya berisi suatu gagasan yang terdefinisi.
Contoh:
Globalisasi bisnis adalah usaa lebih banyak melampaui batas-batas Negara untuk mendapatkan uang, barang, dan konsumen. Globalisasi ini dilakukan dengan menjalin kerja sama antar produk, antar pengusaha, antar Negara. Misalnya: imbalan beli, patungan, murni mengekspor produk.

     4.      Bacalah surat kabar dan majalah. Cari dan temukan paragraph argumentasi yang deduktif dan induktif!

Deduktif: Khusus-Umum
Harapan Rendra “hadir” di koran dalam rubrik budaya bagi pembaca muda itu seperti membuktikan dua hal besar. Yang pertama, kerinduan akan karya-karya terbaru Rendra. Yang kedua, ampuhnya ruang budaya di sejumlah media massa. Sejumlah media umum seperti harian umum Kompas, Media Indonesia, Sinar Harapan, Republika, dan Koran Tempo, maupun media dengan pembaca khusus seperti majalah sastra Horison, majalah Islami Anida, sampai majalah gaya hidup remaja Spice! menyediakan ruang bagi puisi atau sajak. (sumber: Matabaca, Januari 2006)

Induktif: Umum-Khusus
Faktor penyebab seperti yang dipaparkan, diharapkan dapat bermanfaat bagi para orangtua, pendidik, dan terutama para remaja sendiri dalam berperilaku dan mendidik generasi berikutnya agar lebih baik. Dengan demikian, aksi-aksi kekerasan baik dalam bentuk agresi verbal maupun agresi fisik dapat diminimalkan atau bahkan dihilangkan. Mungkin masih banyak faktor penyebab lainnya yang belum dibahas di sini. Akhirnya, kita setidaknya berharap bahwa faktor-faktor agresi patut diwaspadai.

      5.      Cari dan temukan paragraf atau wacana campuran: deskripsi, narasi, argumentasi, baik yang deduktif maupun induktif!

Paragraf Deskripsi:

            Kepolisian di Pasco serta Komisi Perlindungan Ikan dan Hewan Liar mengatakan, seekor kanguru dengan tinggi sekitar 1.5 meter terlihat di Lacoochee, di sebelah utara kota Dade. Ketika ditemukan, kanguru itu terlihat kebingungan, gemetar dan takut.

Paragraf Narasi

            Ir. Soekarno, Presiden Republik Indonesia pertama adalah seorang nasionalis. Ia memimpin PNI pada tahun 1928. Soekarno menghabiskan waktunya di penjara dan di tempat pengasingan karena keberaniannya menentang penjajah.

Soekarno bersama Mohammad Hatta sebagai wakil bangsa Indonesia memproklamasikan kemerdekaan Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945. Ia ditangkap Belanda dan diasingkan ke Bengkulu pada tahun 1948. Soekarno dikembalikan ke Yogya dan dipulihkan kedudukannya sebagai Presiden RI pada tahun 1949.

Paragraf Argumentasi            Mempertahankan kesuburan tanah merupakan syarat mutlak bagi tiap-tiap usaha pertanian. Selama tanaman dalam proses menghasilkan, kesuburan tanah ini akan berkurang. Padahal kesuburan tanah wajib diperbaiki kembali dengan pemupukan dan penggunaan tanah itu sebaik-baiknya. Teladan terbaik tentang cara penggunaan tanah dan menjaga kesuburannya dapat kita peroleh pada hutan yang belum digarap petani.
            Kesuburan tanah sangat berpengaruh terhadap kesuburan tanaman bagi para petani. Tak hanya baik bagi kesuburan tanah tapi juga akan memperbaiki kualitas dari tanaman sehingga akan mampu menghasilkan nilai rupiah yang baik bagi petani.

Tugas Softskill Minggu Ke-2

kelompok:

Muhammad Ashary (14110644)
Ricky Alfiansyah (19110753)


Kalimat efektif ialah kalimat yang memiliki kemampuan untuk menimbulkan kembali gagasan- gagasan pada pikiran pendengar atau pembaca seperti apa yang ada dalam pikiran pembicara atau penulis.
Kesejajaran ialah penempatan gagasan yang sama penting ke dalam struktur kebahasaan yang sama.
  1. Mengubah kalimat yang tidak memperhatikan unsur kesejajaran bentuk kata menjadi kalimat efektif dengan memperhatikan kesejajaran bentuk kata-katanya.
1)      Suasana haru biru perjumpaan anatara orangtua dan anak kandungnya yang terpisah 11 tahun itu tentu saja menyedot perhatian banyak orang di alun-alun.
Kalimat efektifnya:
Suasana sedih perjumpaan anatara orangtua dan anak kandungnya yang terpisah 11 tahun itu tentu saja menarik perhatian banyak orang di alun-alun.


2)      Apalagi pagi itu, Kokom masih merasa terasing.
Kalimat efektifnya:
Apalagi pagi itu, Kokom masih merasa tidak dikenal.

3)      Yang terdengar paling santer adalah Kokom diduga telah diculik Siti Khodijah.
Kalimat efektif:
Yang terdengar paling sering dibicarakan adalah Kokom diduga telah diculik Siti Khodijah.

4)      Cerita Kokom terdampar di RSPA cukup panjang dan berliku.
Kalimat efektifnya:
Cerita Kokom tiba-tiba berada di RSPA cukup panjang dan berliku.

5)      Mayangsari yang baru saja pulang sekolah terkejut melihat seorang gadis sepantarannya menyembul dari rombongan petugas Depsos tersebut.
Kalimat efektifnya:
Mayangsari yang baru saja pulang sekolah terkejut melihat seorang gadis sepantarannya muncul dari rombongan petugas Depsos tersebut.

  1. Kalimat yang mengutamakan bagian kalimat yang berupa keterangan tempat dan keterangan waktu.
Keterangan Tempat:
1)      Kokom bertemu Siti Khodijah di Ruko Sinar Matahari, Jalan Pemuda no.115 Magelang. (Sumber: Nyata, edisi 1967, 3 Maret 2009).
2)      Kembalinya Kokom ke pangkuan orangtua tidak bisa dilepaskan dari Rumah Perlindungan Sosial Anak (RSPA) Bimasakti, Batu, Jawa Timur. (Sumber: Nyata, edisi 1967, 3 Maret 2009).
3)      Pegawai Depsos berkunjung ke rumah orangtua Kokom yang sempit di bantaran Sungai Ngelo, Cangguk/Tidar Utara, RT04/X, Magelang Selatan. (Sumber: Nyata, edisi 1967, 3 Maret 2009).

Keterangan Waktu:
1)      Disana, Kokom mendapatkan semua kebutuhan fisik dan mental selama kurang lebih 3 bulan. (Sumber: Nyata, edisi 1967, 3 Maret 2009).
2)      Berbekal alamat yang diberikan Siti Khodijah, Hafidz mengantarkan membawa Kokom ke Magelang, Selasa (13 /3) lalu. (Sumber: Nyata, edisi 1967, 3 Maret 2009).
3)      Sejak berangkat dari Malang naik bus pukul 21.00 WIB. (Sumber: Nyata, edisi 1967, 3 Maret 2009).

3.      Kalimat yang menunjukkan urutan peristiwa yang logis, kalimat yang menunjukkan penegasan dengan cara mengulang kata yang dianggap penting.

1)      Ketika Kokom tiba dirumah, Selamet Danuawijah, orangtuanya sedang memulung di alun-alun Magelang. (Sumber: Nyata, edisi 1967, 3 Maret 2009).
2)      Ketika berbincang-bincang dengan kembarannya, Kokom ternyata lebih sering berbahasa Indonesia. (Sumber: Nyata, edisi 1967, 3 Maret 2009).
3)      Sebagai bagian dari pembinaan, pihak RSPA Bimasaksi kemudia melacak asal-usul Kokom. (Sumber: Nyata, edisi 1967, 3 Maret 2009).

4.      Kalimat yang di dalamnya terdapat pengulangan subjek kalimat yang tidak diperlukan.

1)      “Banggalah bisa membawa Indonesia diluar. Terlebih kita membawa misi kemanusiaan. Rasanya sungguh tidak bisa diungkapkan dengan kata-kata. Apalagi kita semua sudah emak-emak.” Ujar Diah tertawa. (Sumber: Nyata, edisi 1967, 3 Maret 2009).
2)      Laras terisak-isak. Bahunya berguncang keras menahan rasa sedih. (Sumber: Nyata, edisi 1967, 3 Maret 2009).
3)      Aku hanya cameo saja. Aku hanya main enam adegan. Ini film kearah warkop DKI. Nyamar-nyamar jadi wanita. Dandan perempuan. (Sumber: Nyata, edisi 1967, 3 Maret 2009).
4)      Aku senang bisa menyampaikan uneg-unegku sama kamu. (Sumber: Nyata, edisi 1967, 3 Maret 2009).
5)      Ada deal-deal yang terjadi antara hakim dan pihak Marcella. (Sumber: Nyata, edisi 1967, 3 Maret 2009). 

5.      Cari kalimat-kalimat dengan variasi pembukaan:
Jawab
a.       Frase keterangan tempat
Setelah merampungkan adegan di pantai, lokasi berpindah ke sebuah gubuk. (Sumber: Nyata, edisi 1967, 3 Maret 2009). 
b.      Frase keterangan waktu
Karena terlambat datang, Aris dan Fany datang pukul 11.00 WIB, siding pecabutan gugatan cerainya yang seharusnya digelar pukul 9.00 WIB pun terpaksa diundur.(Sumber: Nyata, edisi 1967, 3 Maret 2009). 
c.       Frase keterangan cara
Dalam pola asuh yang demikian, anak-anak justru tumbuh menjadi anak yang mandiri. (Sumber: Nyata, edisi 1967, 3 Maret 2009). 
d.      Frase verbum
Pendakian dimulai dari Marangu Gate, pintu masuk Taman Nasional Kilimanjaro.(Sumber: Nyata, edisi 1967, 3 Maret 2009). 
e.       Partikel penghubung
Rasa cinta dan sayang yang masih ada untuk sang suami, membuat hati Fany luluh.(Sumber: Nyata, edisi 1967, 3 Maret 2009). 



Kalimat efektif ialah kalimat yang memiliki kemampuan untuk menimbulkan kembali gagasan- gagasan pada pikiran pendengar atau pembaca seperti apa yang ada dalam pikiran pembicara atau penulis.
Kesejajaran ialah penempatan gagasan yang sama penting ke dalam struktur kebahasaan yang sama.
  1. Mengubah kalimat yang tidak memperhatikan unsur kesejajaran bentuk kata menjadi kalimat efektif dengan memperhatikan kesejajaran bentuk kata-katanya.
1)      Suasana haru biru perjumpaan anatara orangtua dan anak kandungnya yang terpisah 11 tahun itu tentu saja menyedot perhatian banyak orang di alun-alun.
Kalimat efektifnya:
Suasana sedih perjumpaan anatara orangtua dan anak kandungnya yang terpisah 11 tahun itu tentu saja menarik perhatian banyak orang di alun-alun.


2)      Apalagi pagi itu, Kokom masih merasa terasing.
Kalimat efektifnya:
Apalagi pagi itu, Kokom masih merasa tidak dikenal.

3)      Yang terdengar paling santer adalah Kokom diduga telah diculik Siti Khodijah.
Kalimat efektif:
Yang terdengar paling sering dibicarakan adalah Kokom diduga telah diculik Siti Khodijah.

4)      Cerita Kokom terdampar di RSPA cukup panjang dan berliku.
Kalimat efektifnya:
Cerita Kokom tiba-tiba berada di RSPA cukup panjang dan berliku.

5)      Mayangsari yang baru saja pulang sekolah terkejut melihat seorang gadis sepantarannya menyembul dari rombongan petugas Depsos tersebut.
Kalimat efektifnya:
Mayangsari yang baru saja pulang sekolah terkejut melihat seorang gadis sepantarannya muncul dari rombongan petugas Depsos tersebut.

  1. Kalimat yang mengutamakan bagian kalimat yang berupa keterangan tempat dan keterangan waktu.
Keterangan Tempat:
1)      Kokom bertemu Siti Khodijah di Ruko Sinar Matahari, Jalan Pemuda no.115 Magelang. (Sumber: Nyata, edisi 1967, 3 Maret 2009).
2)      Kembalinya Kokom ke pangkuan orangtua tidak bisa dilepaskan dari Rumah Perlindungan Sosial Anak (RSPA) Bimasakti, Batu, Jawa Timur. (Sumber: Nyata, edisi 1967, 3 Maret 2009).
3)      Pegawai Depsos berkunjung ke rumah orangtua Kokom yang sempit di bantaran Sungai Ngelo, Cangguk/Tidar Utara, RT04/X, Magelang Selatan. (Sumber: Nyata, edisi 1967, 3 Maret 2009).

Keterangan Waktu:
1)      Disana, Kokom mendapatkan semua kebutuhan fisik dan mental selama kurang lebih 3 bulan. (Sumber: Nyata, edisi 1967, 3 Maret 2009).
2)      Berbekal alamat yang diberikan Siti Khodijah, Hafidz mengantarkan membawa Kokom ke Magelang, Selasa (13 /3) lalu. (Sumber: Nyata, edisi 1967, 3 Maret 2009).
3)      Sejak berangkat dari Malang naik bus pukul 21.00 WIB. (Sumber: Nyata, edisi 1967, 3 Maret 2009).

3.      Kalimat yang menunjukkan urutan peristiwa yang logis, kalimat yang menunjukkan penegasan dengan cara mengulang kata yang dianggap penting.

1)      Ketika Kokom tiba dirumah, Selamet Danuawijah, orangtuanya sedang memulung di alun-alun Magelang. (Sumber: Nyata, edisi 1967, 3 Maret 2009).
2)      Ketika berbincang-bincang dengan kembarannya, Kokom ternyata lebih sering berbahasa Indonesia. (Sumber: Nyata, edisi 1967, 3 Maret 2009).
3)      Sebagai bagian dari pembinaan, pihak RSPA Bimasaksi kemudia melacak asal-usul Kokom. (Sumber: Nyata, edisi 1967, 3 Maret 2009).

4.      Kalimat yang di dalamnya terdapat pengulangan subjek kalimat yang tidak diperlukan.

1)      “Banggalah bisa membawa Indonesia diluar. Terlebih kita membawa misi kemanusiaan. Rasanya sungguh tidak bisa diungkapkan dengan kata-kata. Apalagi kita semua sudah emak-emak.” Ujar Diah tertawa. (Sumber: Nyata, edisi 1967, 3 Maret 2009).
2)      Laras terisak-isak. Bahunya berguncang keras menahan rasa sedih. (Sumber: Nyata, edisi 1967, 3 Maret 2009).
3)      Aku hanya cameo saja. Aku hanya main enam adegan. Ini film kearah warkop DKI. Nyamar-nyamar jadi wanita. Dandan perempuan. (Sumber: Nyata, edisi 1967, 3 Maret 2009).
4)      Aku senang bisa menyampaikan uneg-unegku sama kamu. (Sumber: Nyata, edisi 1967, 3 Maret 2009).
5)      Ada deal-deal yang terjadi antara hakim dan pihak Marcella. (Sumber: Nyata, edisi 1967, 3 Maret 2009). 

5.      Cari kalimat-kalimat dengan variasi pembukaan:
Jawab
a.       Frase keterangan tempat
Setelah merampungkan adegan di pantai, lokasi berpindah ke sebuah gubuk. (Sumber: Nyata, edisi 1967, 3 Maret 2009). 
b.      Frase keterangan waktu
Karena terlambat datang, Aris dan Fany datang pukul 11.00 WIB, siding pecabutan gugatan cerainya yang seharusnya digelar pukul 9.00 WIB pun terpaksa diundur.(Sumber: Nyata, edisi 1967, 3 Maret 2009). 
c.       Frase keterangan cara
Dalam pola asuh yang demikian, anak-anak justru tumbuh menjadi anak yang mandiri. (Sumber: Nyata, edisi 1967, 3 Maret 2009). 
d.      Frase verbum
Pendakian dimulai dari Marangu Gate, pintu masuk Taman Nasional Kilimanjaro.(Sumber: Nyata, edisi 1967, 3 Maret 2009). 
e.       Partikel penghubung
Rasa cinta dan sayang yang masih ada untuk sang suami, membuat hati Fany luluh.(Sumber: Nyata, edisi 1967, 3 Maret 2009).