Kegiatan di alam bebas semakin 
berkembang. Mendaki gunung sudah sangat     dikenal, meniti tebing 
terjal, bahkan menginjak puncak gunung es atau salju     kini bukan lagi
 merupakan suatu impian. Ada satu kegiatan lain di alam bebas     yang 
mulai berkembang, yaitu Telusur Gua. Jika bentuk kegiatan di alam bebas 
kebanyakan dilakukan di alam terbuka,     tidak demikian halnya dengan 
telusur gua ; kegiatan ini justru dilakukan di     dalam tanah. Telusur Gua atau Caving berasal dari kata
 cave, artinya gua. Menurut Mc     Clurg, cave atau gua bearti “ruang 
alamiah di dalam bumi”, yang biasanya     terdiri dari ruangan-ruangan 
dan lorong-lorong.
Kalau sebagian orang merasa enggan untuk mendekati “lubang gelap     
mengangga”, maka para penelusur gua justru masuk kedalamnya, sampai     
berkilo-kilometer jauhnya. Lubang sekecil apapun tak luput dari 
perhatiannya,     jika perlu akan ditelusuri sampai tempat yang paling 
dalam sekalipun. Penelusuran gua dimulai di Eropa sejak 200 tahun lalu. Eksplorasi     
pertama tercatat dalam sejarah adalah tanggal 15 Juli 1780, ketika Louis
     Marsalliers menuruni gua vertikal Fairies di Languedoc, Perancis. 
Kemudian     pada tanggal 27 Juni 1888, seorang ahli hukum dari Paris 
bernama Eduard     Alfred Martel mengikuti jejak Marssalliers. 
Penelusurannya kali ini     direncanakan lebih matang dengan menggunakan
 peralatan lengkap seperti     katrol, tangga gantung, dan perahu kanvas
 yang pada waktu itu baru     diperkenalkan oleh orang-orang Amerika. 
Bahkan telephone yang baru     diperkenalkan digunakan untuk komunikasi 
di dalam tanah. Usaha Martel ini     dianggap sebagai revolusi di bidang
 penelusuran gua, sehingga ia disebut     sebagai “Bapak Speleologi 
Modern”.
Dalam kegiatan Caving ada beberapa ornamen gua yang harus di kenal sebagai berikut :
1. Aragonite : Crystalline / cristal yang terbentuk dari CaCO3, jarang dijumpai.
2. Flow Stone : Kalsit (Calsite) yang terdeposisi (diendapkan) pada dinding lorong gua.
3. Gours : Kumpulan kalsit yang terbentuk di dalam aliran air atau kemiringan tanah. Aliran ini mengandung banyak CO2. Semakin CO2 memuai (menguap), kalsit yang terbentuk semakin banyak.
4. Helectite : Formasi gua yang timbul dengan sudut yang berlawanan dari gaya tarik bumi. Biasanya melingkar.
5. Marble : Batu gamping yang mengalami perubahan bentuk dimetamorfasekan oleh panas dan tekanan sehingga merubah struktur yang unik dari batu tersebut.
6. Stalactite : Formasi kalsit yang menggantung
7. Stalacmite : Formasi kalsit yang tumbuh ke atas, di bawah atap stalactite.
8. Straw : seperti stalactite tapi diameternya kecil, sebesar tetasan air.
9. Styalalite : Garis gelombang yang terdapat pada potongan batu gamping.
10. Pearls : Kumpulan batu kalsit yang berkembang di dalam kolam di bawah tetesan air. Disebut pearls karena bentuknya mirip mutiara.
11. Curtain : Endapan yang berbentuk seperti lembaran yang terlipat, menggantung di langit-langit gua atau di dinding gua.
12. Column
13. Couli Flower
14. Rimstone Pool : Berbentuk seperti bendungan yang berbentuk ketika terjadi pengendapan air, CO2-nya menghilang dan menyisakan kalsit yang bersusun-susun.
2. Flow Stone : Kalsit (Calsite) yang terdeposisi (diendapkan) pada dinding lorong gua.
3. Gours : Kumpulan kalsit yang terbentuk di dalam aliran air atau kemiringan tanah. Aliran ini mengandung banyak CO2. Semakin CO2 memuai (menguap), kalsit yang terbentuk semakin banyak.
4. Helectite : Formasi gua yang timbul dengan sudut yang berlawanan dari gaya tarik bumi. Biasanya melingkar.
5. Marble : Batu gamping yang mengalami perubahan bentuk dimetamorfasekan oleh panas dan tekanan sehingga merubah struktur yang unik dari batu tersebut.
6. Stalactite : Formasi kalsit yang menggantung
7. Stalacmite : Formasi kalsit yang tumbuh ke atas, di bawah atap stalactite.
8. Straw : seperti stalactite tapi diameternya kecil, sebesar tetasan air.
9. Styalalite : Garis gelombang yang terdapat pada potongan batu gamping.
10. Pearls : Kumpulan batu kalsit yang berkembang di dalam kolam di bawah tetesan air. Disebut pearls karena bentuknya mirip mutiara.
11. Curtain : Endapan yang berbentuk seperti lembaran yang terlipat, menggantung di langit-langit gua atau di dinding gua.
12. Column
13. Couli Flower
14. Rimstone Pool : Berbentuk seperti bendungan yang berbentuk ketika terjadi pengendapan air, CO2-nya menghilang dan menyisakan kalsit yang bersusun-susun.
Penelusuran gua merupakan kegiatan 
kelompok, karenanya dalam setiap     penelusuran tidak dibenarkan 
seorang diri. Jumlah minimal untuk sebuah     eksplorasi gua adalah 4 
orang. Hal ini didasarkan atas pertimbangan, jika     terjadi kecelakaan
 pada salah seorang anggota kelompok, satu orang     dibutuhkan untuk 
menjaganya, sedangkan dua lainnya mempersiapkan pertolongan     
(rescue), atau kalau tidak mungkin, cari pertolongan kepada penduduk. Dan di butuhkan satu orang sebagai pengamat di luar gua, untuk memberi peringatan tentang yang terjadi di luar gua, misalnya : hujan lebat.
Sebelum memasuki gua, hal yang harus dilakukan adalah meninggalkan pesan kepada orang lain tentang : tujuan gua yang akan dimasuki, jumlah penelusur, lama kegiatan, bagian gua yang akan dimasuki, dan lain-lain.